Kamis, 13 Agustus 2009

Wartawan Asal Indonesia Terluka di Afganistan


KABUL, KOMPAS.com — Dua wartawan kantor berita The Associated Press (AP), satu di antaranya asal Indonesia, menderita luka serius akibat sebuah serangan bom di Afganistan. Dua wartawan itu, berdasarkan berita yang dilansir AP, Kamis (13/8), adalah fotografer Emilio Morenatti (40) dari Spanyol dan videografer AP Television News, Andi Jatmiko (44), dari Indonesia.

Andi Jatmiko menderita luka di kaki dan dua tulang rusuknya patah. Morenatti menderita luka parah di kaki dan sempat menjalani sebuah operasi di Kandahar. Dalam operasi itu, Morenatti kehilangan kaki kirinya. Andi dan Morenatti telah dievakuasi ke sebuah pusat kesehatan di Dubai, Uni Emirat Arab, Rabu (12/8) tengah malam, setelah mendapat perawatan di sebuah rumah sakit militer di Kandahar.

Morenatti berbasis di Islamabad dan telah bekerja untuk AP di sejumlah daerah konflik, seperti Afganistan, Israel, dan Palestina. Pada Oktober 2006, dia pernah diculik di Gaza City, tetapi dibebaskan 15 jam kemudian dalam kondisi tanpa luka. Dia mendapat penghargaan Newspaper Photographer of the Year tahun 2009 dari Pictures of the Year International. Sementara itu, Andi Jatmiko telah bekerja dengan AP di sejumlah wilayah Asia selama lebih dari 10 tahun.

Andi dan Morenatti terluka ketika sedang mengikuti pasukan AS di Afganistan selatan. Pihak AS mengatakan, dua tentara AS juga terluka dalam pengeboman terhadap sebuah kendaraan lapis baja ringan yang disebut Stryker yang ditumpangi para tentara dan dua wartawan tersebut di dekat perbatasan Pakistan. Sebanyak empat tentara lain di dalam kendaraan yang sama tidak terluka.

Menurut AP, Morenatti dan Andi, Selasa, menjelajahi wilayah Afganistan bersama Brigade Stryker ke-5 tentara AS. Mereka menumpang pada satu dari empat Stryker yang berpatroli sekitar 24 km di utara Kota Spin Boldak dan sekitar 193 km di tenggara Dahaneh, wilayah yang dikuasai Taliban, tempat marinir AS melancarkan sebuah operasi sebelum fajar pada hari Rabu. Ledakan terjadi ketika kendaraan mereka melindas sebuah bom yang ditanam di padang pasir. Empat korban luka, yaitu dua wartawan dan dua tentara, langsung diangkut dengan helikopter ke rumah sakit militer di Kandahar.

Menurut data Komite Perlindungan Wartawan, sudah 18 wartawan tewas di Afganistan sejak tahun 1992 hingga 2008. Angka itu menjadikan Afganistan masuk dalam 11 daerah berbahaya di dunia bagi pekerja media. Di Afganistan, selain dibunuh, wartawan juga diculik. Juni lalu, wartawan New York Times, David Rohde, dan wartawan Afganistan, Tahir Ludin, melarikan diri setelah lebih dari tujuh bulan ditahan Taliban. Mereka diculik November tahun lalu di selatan Kabul ketika mewawancarai pemimpin Taliban.(kompas.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Aneka Berita Copyright © 2009 Community is Designed by Bie